ASAL MULA NAMA BOLAANG MONGONDOW
Bolang
Mongondow terdiri dari kata "bolaang" dan "mongondow".
Bolaang atau golaang berarti : menjadi terang atau terbuka dan tidak gelap
karena terlindung oleh pepohonan yang rimbun. Dalam hutan rimba, daun pohon
rimbun, sehingga agak gelap. Bial ada bagian yang pohonnya agak renggang,
sehingga seberkas sinar matahari dapat menembus kegelapan hutan, itulah yang
dimaksud dengan no bolaang atau no golaang. Desa Bolaang
terletak di tepi pantai utara Bolaang Mongondow yang pada abad 17 sampa akhir
abad 19 menjadi tempat kedudukan istana raja. Bolaang dapat pula berasal dari
kata "bolango" atau "balangon" yang berarti laut (ingat :
Bolaang Uki dan Bolaang Itang yang juga terletak di tepi laut). Mongondow dari kata
"momondow" yang berarti : berseru tanda kemenangan. Desa mongondow
terletak sekitar 2 km selatan Kotamobagu. Daerah pedalaman biasa juga disebut :
rata Mongondow. Dengan bersatunya seluruh kelompok masyarakat yang tersebar,
baik yang yang berdiam di pesisir pantai, maupun yang berada di pedalaman
Mongondow di bawah pemerintahan raja tadohe (Sadohe), maka daerah ini menjadi
daerah Bolaang Mongondow.
LETAK GEOGRAFIS
Daerah
Bolaang Mongondow terletak di jazirah utara pulau Sulawesi memanjang dari barat
ke timur dan diapit oleh dua kabupaten lainnya, yaitu Gorontalo (sekarang sudah
menjadi propinsi) dan Minahasa. Secara geografis daerah ini terletak antara 100,30"
LU dan 0020" serta antara 16024'0"
BT dan 17054'0" BT. Sebelah utara dibatasi laut sulawesi dan
selatan dengan laut Maluku.
Bolaang Mongondow adalah sebuah daerah (landschap) yang berdiri sendiri dan memerintah sendiri dan masih merupakan daerah tertutup sapai dengan akhir abad 19. Hubungan dengan luar (asing) hanyalah hubungan dagang yang diadakan melalui kontrak dengan raja-raja yang memerintah pada saat itu. Dengan masuknya pengaruh pemerintahan bangsa asing (Belanda) pada sekitar tahun 1901, maka secara administrasi daerah ini termasuk Onderafdeling Bolaang Mongondow yang didalamnya termasuk landschap Binatuna, Bolaang Uki, Kaidipang besar dari Afdeling Manado. Batas pesisir dengan daerah Gorontalo oleh dua buah sungai, yaitu di utara sungai Andagile dan di selatan oleh sungai Taludaa. Dengan daerah Minahasa juga dua sungai yaitu di utara sungai Poigar dan di selatan oleh sungai Buyat. Medan yang terlebar jaraknya sekitar 66 km yaitu antara sungai Poigar dan tanjung Flesko. Yang tersempit yaitu antara desa Sauk di utara dan desa Popodu di selatan.
Bolaang Mongondow adalah sebuah daerah (landschap) yang berdiri sendiri dan memerintah sendiri dan masih merupakan daerah tertutup sapai dengan akhir abad 19. Hubungan dengan luar (asing) hanyalah hubungan dagang yang diadakan melalui kontrak dengan raja-raja yang memerintah pada saat itu. Dengan masuknya pengaruh pemerintahan bangsa asing (Belanda) pada sekitar tahun 1901, maka secara administrasi daerah ini termasuk Onderafdeling Bolaang Mongondow yang didalamnya termasuk landschap Binatuna, Bolaang Uki, Kaidipang besar dari Afdeling Manado. Batas pesisir dengan daerah Gorontalo oleh dua buah sungai, yaitu di utara sungai Andagile dan di selatan oleh sungai Taludaa. Dengan daerah Minahasa juga dua sungai yaitu di utara sungai Poigar dan di selatan oleh sungai Buyat. Medan yang terlebar jaraknya sekitar 66 km yaitu antara sungai Poigar dan tanjung Flesko. Yang tersempit yaitu antara desa Sauk di utara dan desa Popodu di selatan.
TINJAUAN BUDAYA DALAMA BERBAGAI ASPEK KEHIDUPAN
MASYARAKAT
Asal Mula penduduk
Penduduk Bolaang
Mongondow berasal dari keturunan Gumalangit dan Tendeduata serta Tumotoibokol
dan Tumotoibokat. Tempat tinggal mereka di gunung Komasaan (wilayah Bintauna).
Makin lama turunan kedua keluarga itu semakin banyak, sehingga mereka mulai
menyebar ke timur di tudu in Lombagin, Buntalo, Pondoli', Ginolantungan. Ke
pedalaman di tempat bernama tudu im Passi, tudu in Lolayan, tudu in Sia', tudu
in Bumbungon, Mahag, Siniow dan lain-lain. Peristiwa perpindahan ini terjadi
sekitar abad 8 dan 9. Pokok pencaharian adalah berburu, mengolah sagu hutan,
atau mencari sejenis umbi hutan, menangkap ikan. Pada umumnya mereka belum
mengenal cara bercocok tanam.
Pimpinan kelompok
Masyarakat
Setiap kelompok keluarga
dari satu keturunan dipimpin oleh seorang bogani,
pria atau wanita, yang dipilih dari anggota kelompok dengan persyaratan
tertentu, antara lain : memiliki kemampuan fisik, (kuat), berani, bijaksana,
cerdas, serta mempunyai tanggung jawab terhadap kesejahteraan kelompok dan keselamatan
dari gangguan musuh. Berlaku sistem demokrasi. Bogani-bogani itu didampingi
oleh para tonawat, yaitu orang-orang yang mengetahui perbintangan, ahli
penyakit dan pengobatannya, disamping bertugas sebagai penasehat pimpinan.
Setiap pekerjaan diselesaikan bersama untuk kesejahteraan seluruh anggota
kelompok (gotong royong). Sebelum
memulaikan sesuatu pekerjaan besar, dimusyawarahkan untuk mencapai kesepakatan.
Pada saat-saat tertentu seluruh pimpinan kelompok para bogani) berkumpul untuk
musyawarah. Merka sudah mengenal Ompu
Duata (Yang Maha Kuasa ),
yang berkuasa atas segala sesuatu dan mengadakan upacara ritual sebelum
mengerjakan pekerjaan besar. Pada setiap permulaan suatu usaha, kegiatan atau
pada saat upacara pengobatan, selalu Mongompu',
menyebut nama Ompu Duata agar usaha mereka berkenan dan dikabulkan oleh Yang
Maha Kuasa. Berdasarkan kepercayaan mereka itu, maka pantang bagi setiap
anggota masyarakat untuk melakukan hal-hal yang jahat, yang tidak berkenan
kepada Ompu Duata. Juga mereka sudah memiliki semacam peraturan yang harus
dipatuhi. Setiap pelanggar dikenakan sanksi antara lain dikucilkan atau
disisihkan dari masyarakat.
Posting Komentar